Thursday, 22 September 2011

sekejap bersama diamnya malam

saya mendengar bongkahan kayu itu berteriak dalam bahasannya yang terbakar..
wujudnya dililit api..
lalu apakah api yang telah menyiksanya ??
bukan.. begitu jawabnya.
bongkahan kayu itu tersiksa karena ia akan berpindah pada keadaannya yang baru..
namun, ia tidak tahu apakah nanti hanya akan menjadi beban atau memberi kefaedahan.
ya... ya.. itulah yang menyiksanya.

kualihkan pandangan saya pada sisi malam saya yang lain.

saya biarkan udara malam memenuhi paru-paru saya malam ini..
saya biarkan udara basahnya melingkupi raga dan menelusup menembus jiwa..
siapa tahu mampu membuat rekatan..
rekatan di sela retakan kasat mata namun terasa..
ku hela nafas..
dan malam menerimanya sebagai curahan batin tak terungkap..
malam masih saja diam..
dan malam masih saja menemani saya dengan bijaknya..
dengan bijak membiarkan saya menemukan pertanyaan dan jawaban..
dengan bijak mau menemani dan meng-iya-kan disaat saya memintanya memasuki bayangan saya..

kutengadahkan kepala saya melihat jutaan bintang berkelip

hati saya bergumam sendu..
mata saya tengadah harap..
adakah makna tergali dari sekedar kilau kerlap-kerlip bintang malam ini ?
galilah.. galilah.. suara hati saya memacu semangat..
namun, tak jua mudah saya memaknainya..
lirih suara tertumpah.. bisik..
apa ?
dan sekelibat sadar merasuki lagi..

beberapa menit bersama malam.. dan kini saatnya aku mengisi waktu diluar diam..