kontradiksi yang sepertinya wajar terjadi di sekitar kita...
adalah suatu ketika di mana saat saya sebegitu lemahnya (tentunya dalam urusan perasaan * maklum cewek,, melow nya lebay ^__^),, dalam keadaan seperti itu entah karena kuasa Tuhan mengirimkan juga kawan walau sekedar berkomunikasi biasa saja... yaa,,, sungguh sekedar percakapan normal seorang kawan dengan sejawatnya. Saya waktu itu mensyuuri luar biasa, sembari berbincang saya terus bergumam dalam hati "Tuhan terima kasih mengirimkannya, walau sekedar menghabiskan waktu dan bertukar pikiran. daripada saya sendirian dan malah mendramatisir keadaan"... tulus saja dan naif sepertinya apa yang saya lakukan ya ??? hhaa :D saya tidak tahu... xixii ;s
perbincangan berlanjut, dan tanpa sengaja pula arah itu pada hati... Hati lagi... hati lagi... haha :D :D >> kemudian begini saya berkata kepadanya. "hmm.. doakan aku ya,, " ___ tentu saja kata2 itu meluncur dengan harapan adanya kebaikan dan kepositifan dalam hidup. Semacam harapan yang menggelanyut bahwa doa saya terkabul salah satunya dengan cara meminta dukungan doa.. hehee :D lagi-lagi dan lagi... naif kah begitu itu ??? ___ dan kawan saya berkata "IYA"...
kesyukuran itu semakin saja.. sontak hati bergumam lagi "Amin ya Allah"... begitu senangnya saya lagi2 karena semua. dalam kesendirian dikirimkan kawan sekedar bertukar cerita.. eeehh,, sekarang saya di doakannya juga... serasa mendapat nilai Plus-Plus-Plus...~~ dengan spontan pula dalam hati berdoa juga teruntuk sang kawan.... (bukan riya' saya mengatakan disini. tp kejujuran). kemudian terbersit dalam pikiran....
Begitu itu apakah cuma kata-kata sopan saja ya ??? ___ tak serantan dan penuh penasaran sembari berkata dalam bercanda saya bertanya kepadanya...
Aku : Eh, jangan2 lagi kamu hanya mengiyakan dan kemudian sejam atau nanti lupa ya sama apa yang kamu katakan ???
KawanQ : ??????
Aku : maksudQ gini... apakah kata2 "Iya" itu meluncur cuma atas dasar kesopanan padaQ dan alih2 mendoakan kamu sering lupa ya mendoakanQ...??? __jadi maksudQ kamu cuma "IYA" saat ini hanya untuk menyenangkan saya ??? ___ hayo ngaku..... (sembari ketawa terbahak-bahak saya)
KawanQ pun menjawab "Biasanya sich begitu,, (dia tertawa pula.. hahhaaa :D)"
terkejut saya... sekalipun ekspresi saya tak terlihat................
sembari terkejut langsung saya meresponya begini Aku berkata "Hmm... jadi begitu ya ??? __ apa manusia sering berlaku begitu ??? ___ jadi tidak ada doa yg terucap sedikitpun dong ??? __ hanya sekedar basa basi berkata IYA untuk mendoakan sang peminta doa... dan ketika kalian berdoa dalam doa kalian tak kalian selipkan doa untuk sang peminta doa walaupun sekali saja ????" (ku berondong dia dengan pertanyaan naif saya... naif lagi.. naif lagi.... xixii ;s)
KawanQ : biasanya begitu Ren.....
dengan terkejut itu saya masih terus berpikir dan melogika serta pula merasa.... terkejut dan tentu tetap dengan gaya bercanda dan bercandaan yang kemana-mana berlanjut sampai akhir perbincangan..
timbul pertanyaan umum saya "Kenapa Begitu ?????" ____ padahal, setiap orang meminta tentu saja berharap untuk memeperoleh... dan mengapa ketika seorang kawan meminta doa,, hanya sekedar di jawab iya dalam kapasitas basa basi....
dalam konsep dan tingkah laku saya,,,,, ketika seorang kawan dengan kegalauannya menghapiri saya... dengan serta merta tentu dengan tangan terbuka.. monggo2 saja. Dan saya rasa itu wajar... lalu ketika kemudian sang beliau mengucap harap dan meminta doa dari saya.... Saya mengartikannya itu sebagai hal wajar... dan saya pun dengan seperti mendapat amanah mendoakannya. entah tentu dengan kapasitas saya... setidaknya doanya di ijabah... begitu saya mendoakannya.. entah saya mendoakannya sekali atau berulang-ulang itu hak prerogatif saya.... jikapun ternyata saya mendoakan dalam sentilan yang cuma sekali... yaaa,,, setidaknya saya sudah memenuhi kata-kata saya "IYA" dalam ucap saya waktu itu.....
suatu doa yang tentu tidak melanggar sisi kebaikan,,, jelasnya ketika si beliau meminta doa yang buruk untuk saya iya kan mana berani saya... hhaaa :D ___ mana ada hal begitu... dalam pikir saya... ___ dan ketika seseorang meminta doa kepada saya,, namun saya tak merasa mampu melakukannya... alih2 menjawab IYA terhadapnya... saya pasti akan diam saja... dan ketika saya tak mendoakannya itu berarti saya tak punya tanggung jawab apapun terhadapnya karena saya tak pernah berucap IYA bukan ???
Dan soal kontradiksi dalam pikir saya dengan apa yang tengah terjadi.... ehhmmm.... saya cuma bisa berucap "Patut disayangkan,," refleksikanlah dirimu dalam posisinya jika2 kamu mengalami hal serupa... maukah anda hanya diberi pepesan kosong ?? __ siapa mauuu ?? saya tak mau... hehee :D,,, adalah ucap sebagai amanah,,, makanya diam saja biar tak jadi janji... laksanakan hidup sebaik-baiknya kamu ingin diperlakukan.. sekalipun ini hanya sekedar hal remeh yang sangat tak berarti di benakmu... tapi bisa begitu berarti di benak yang lainnya... cuma teori timbal balik*teori yg q asal bunyi.. hahaa :D___ setidaknya kata2 itu hanya refleksi diri... __ doa saya tetap akan terucap.. karena saya juga ingin di doakan... doa yang baik2 agar kebaikan terjadi di muka bumi... dan kehendak Allah dalam doa yg dkabulkan atau tidak dikabulkan.. still keep on positive thinking...
yaaa,, lagi-lagi... ini kembali pada refleksi diri saya saja... tak ada maksud menyindir siapapun.... Adalah hak masing-masing individu untuk bersikap, berucap dan mempertanggung jawabkannya. itu dalam pemikiran saya... dan untuk kemudian untuk doa yang terijabah atau tidak tentu adalah Kuasa Yang Ilahi.. siapa pun tak dapat mengganggu gugat... selalu ada usaha dari segala sesuatu untuk terwujud tentu ^__^ mengenai ternyata kontradiksi itu sudah terjadi dan saya menyadarinya. saya hanya bisa berpikir begini setidaknya sejak waktu itu hingga kini.. pertanyaan Mengapa ??? yang tak pernah hilang... yaaa semoga saya selalu terus di Jagakan Hati dan Kalbu saya ini oleh Sang Maha... dan selalu siaga dan peka serta belajar bijaksana seperti kata Reny Yner dsaat masih duduk sebagai si Putih Biru dan si Putih Abu-Abu... entah dari mana saya mendapat kata "Ingin menjadi bijaksana" itu... padahal saya tak pernah bergelut dengan apapun saya rasa... aneh juga klo saya nalar dengan rasio dan indra fana saya.. ^_^
Sungguhpun, rasa syukur terus terlantun dalam batin untuk saya dulu hingga kini, sekalipun saya tau tak pernah benar-benar bisa sempurna... dan saya cenderung sering berlari dariNYA ketika hati saya menyimpan keraguan... berlari karena saya tak mau mendekat dalam kepalsuan.. sekedar melaksanakan tanpa mendirikan dimata saya itu munafik... adalah saat saya menyeru namaMU dalam kesungguhan... dan diam saya selalu mencari esensi daripadaMU... insya Allah.. ___ hal remeh aja ngapaaa yak q pikir ??? ___ xixii ;s