Adalah suatu kenikmatan yang tak terhitung dalam falsafah yang juga tak diragukan. Bukan sekedar kepostulatan namun sebuah ketuhanan yang berarah pada dogma tak terbantahkan. seberapa besarnya kita pada seruanNya dan ciptaanNya yang tak terjangkau logika fana.
Suatu ketika aku sempat mempertanyakan apakah itu NYAWA.. namun juga tak ada yang benar-benar mampu memuaskanku. dalam salah satu pembahasan dikatakan bahwa
__ Nyawa adalah sekumpulan kebiasaan kita, pola fikir kita, keahlian kita
dan hal-hal lain yang berhubungan dengan segala sesuatu yang membentuk
karakter kita dan disimpan dalam memory otak kita.
inilah argumen dari definisi itu yaitu :
Tiap nyawa menjadi abadi bila dilihat dari fisika dan quantum computer
jagat raya, karena sudah tersimpan dalam satu file, lengkap dengan
timecode, di zaman dan waktu apa nyawa itu berada di Quantum Computer
Jagat raya ini. Nyawa yang mana?, tentu saja nyawa kita yang terdiri dari fisik dan
fikiran (mind) ada di tempat kita yang terakhir, dan time code yang
diinginkan.
namun apakah memang begitu adalah penjelasan yang hakiki ??? __ kembalilah pada masing-masing pandangan dengan alirannya masing-masing. sekalipun saya tak benar-benar setuju dengan pandangan kutipan itu.
definisi berbeda namun lebih realistik dan tak terbantahkan adalah nyawa adalah tanda hidupnya manusia.
nah, kalau yang ini secara gramatikalnya.
nyawa n 1 sesuatu yang menyebabkan hidup (pada binatang, manusia, dan sebagainya); 2 jiwa; ruh; semangat; 3 hidup; kehidupan; ada – ada rezeki, ki selama masih hidup niscaya mendapat makan; ada nyawa-nyawa ikan, ki masih hidup, tetapi sudah hampir mati (dalam keadaan hampir mati); satu – dua badan, pb sehidup semati;
ya..ya... siapa yang menyangkal ini ??
tapi nyawa selalu tak akan lepas dari yang namanya Kehidupan atau hidup. pergi dan datangnya adalah suatu episode yang yakin terjadi. apakah yang harus diperdebatkan ??!! tapi hakikat manusia selalu akan selalu mempertanyakan... Hidup bisa diartikan sebagai karunia atau suatu kesempatan jika memanglah ingin kita pikirkan demikian. atau bisa pula kita artikan adalah sebuah fase yang memang takdirNya harus kita lalui sampai pada titiknya diambil kembali.
Yang pasti aku tak sedang ingin memperebatkannya. yang jelas saya yakini adalah seseorang itu terlahir dengan suatu misinya atau hikmahnya juga tujuannya sendiri-sendiri. sebegitulah menariknya kehidupan. apakah ada hal yang perlu kita sesalkan ??? ___ banyak hal pasti kita akan berkata "tidak" karena memang begitulah adanya. walau yang namanya duka, kesedihan seringlah bikin jengah dan enggan melewatinya (sipa yang mau sedih ?? jelasnya banyak yang angkat tangan sambil menggelengkan kepalanya) namun itu adalah fase yang jelas-jelas tidak akan dapat kita lewati atau loncati. namun, hikmah dibaliknya akan suatu peristiwa itulah sendiri yang berarti. apakah itu suka maupun duka. dalam kapasiitas yang sama jelas kita akan selalu berkata "ya.. inilah yang terbaik"
nah yang berikut ini aq sisipkan puisi WS Rendra *indonesian poet. is si "Burung Merak“ (the Peacock)
Makna Sebuah Titipan
Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa :
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali oleh-Nya?
Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan
bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…
“ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”
aahh sudah.. tergantunglah pada masing-masing rasa yang merasa, makna yang memaknai, diri yang mempribadikan... mungkin saya saja yang tak benar-benar mampu menunjukkan dan menjelaskan melalui bahasa yang tepat dan gamblang. aku hanya sedang ingin merasakan ini sebagai suatu keindahan yang berharga. dan sebagaimana aku juga selalu mengagumi setiap pemikiran siapapun tanpa perlu mendebatnya dan menyalahkannya. kenapa ??? karena itulah ia sendiri dan sendirinya. dengan latar belakangnya masing-masing yang jadi main ideanya. masalah salah atau benar.... biar sang ahli yang menjawab.
tapi bagiQ... ya.. hidup itu adalah hidup ^_^ dan kematian adalah kematian.
mati pasti datang.. dan hidup adalah kemarin dan saat ini entah sampai kapan!!! jika ku bertanya pada diri sendiri... apakah aku takut akan kematian ???
hmm.. aku bilang Tidak. karena ia adalah bayangan yang selalu menghantui kita bukan!! setidaknya hal yang baiknya adalah Dosa yang diperbuat tidak akan terus bertambah lagi dan lagi yang jika kalau kita hidup pasti kan berdosa. tapi jika apakah siap kehilangan nyawa ??
hmm.. belum. dengan alasan yang sama bahwa belum pantasnya aku menghuni surga tapi tak mampu menahan siksa neraka (yang sebegitu mengerikannya dalam bayangan). IA-lah keagungan dengan segala ilmu pengetahuan dan keutamaan. pencipta langit dan bumi, yang Maha mengetahui yang gaib dan nyata
aahh.. ini adalah hal yang tidak akan pernah selesai jika mau dibicarakan. ya.. ya.. tapi sudahlah...
o ya..
ini ada sedikit kutipan kata2 si Rumi yang saya juga sangat suka
Semua orang takut akan kehilangan nyawa
Tapi para sufi sejati hanya tertawa
Tak satupun menundukan hati mereka
Apa yang menyerang kulit tiram tidaklah melukai mutiara
baiklah ... cukuplah awang-awang saya ini.
berserulah kebaikan dan tersenyumlah...
حَمْدًا يُوَفِى نِعَمَهُ وَيُكَافِى مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَ لِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
" Puji yang membandingi nikmat-Nya dan menyaingi keutamaan-Nya, Tuhan
kami, bagi Engkaulah segala puji sebagaimana yang layak dan pantas
dengan kebesaran Engkau dan dengan ke-Agungan dan kekuasaan
Engkau".
Praise that is capable of equal HIS favor and rival the primacy of HIM, our LORD, for you are the praise as worthy and deserving of greatness with YOU and with the power and high THOU
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”
Be grateful to ME and to thy of your father mother, only to return thee is MINE
(QS. Lukman: 14)
فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu,
dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
Therefore, keep you to ME nor would I remember (did) you, and be thankful to ME, and ye shall not deny the (favors)-MINE.
(QS al-Baqarah:152)
إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ
أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ النُّشُورُ. وَإِذَا
أَمْسَى فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا
وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
(Ya Allah dengan pertolongan-Mu kami berada di pagi hari, dan dengan
pertolongan-Mu kami berada di sore hari, dan dengan kehendak-Mu kami
hidup serta mati, dan kepada-Mu kami dikumpulkan).”
O ALLAH with thy assistance we are early in the morning, and with the help of YOURS we were in the afternoon, and with THY we live and die, and to YOU we collected
(HR. Abu Daud, At-Tirmizi, An-Nasai, dan Ibnu Majah. Sanadnya shahih dalam riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah)
قُلْ اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ
أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وَشَرَكِهِ وَأَنْ
أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِي سُوءًا أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ. قُلْهَا
إِذَا أَصْبَحْتَ وَإِذَا أَمْسَيْتَ وَإِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ
(Ya Allah, Yang Maha mengetahui perkara yang ghaib, serta yang nampak,
Pencipta langit dan bumi, Tuhan segala sesuatu dan Pemiliknya, aku
bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah melainkan Engkau,
aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, kejahatan syetan dan
sekutunya dan melakukan keburukan atas diriku atau aku hantarkan kepada
seorang muslim).”
O God, omniscience of things unseen, and who appeared, the creator of heaven and Earth, God is everything and its owner, I testify that there is no eligible worships worshipped but Thee, I take refuge in you from the evil of me, evil Devils and his ally and did of malice upon myself or I will deliver to a muslim
(HR. Imam Ahmad, Abu Daud, At-Tirmizi, An-Nasai, dan Al-Bukhari dalam
Al-Adab Al-Mufrad dengan sanad yang shahih. Ini adalah lafazh Ahmad dan
Al-Bukhari)
*dari berbagai sumber dan pemikiran yang..... (tak bertumpu pada mata angin tertentu.. akhiRe dadi ngglambyar rono rene... tp bah lah... :P :P)