Monday, 7 January 2013

Aku Disitu..

Keremangan jiwa membebani
Jelaga itu sektika menyelimuti tubuhku
Sekejap meleburkan segenap raga dan menjadikannya halimun hitam
Memekatkan kelam malam tanpa sinar bulan
Yang ada hanya seberkas cahaya dari sebatang lilin yang hendak padam

Lilin yang kunyalakan sejak lampau
Sebelum ku menjadi yang tak kasat mata
Sekedar ketulusan tuk menyinari dunia
Sekedar kepasrahan memberi penerang jiwa2 limbung kehilangan arah
Terus menjaga tuk tetap bersinar sekuat daya melawan hitam kelam dunia
Kehampaan yang mengalunkan prosa-prosa ketakberdayaan
Menggapai-gapaiku pada embun-embun yang telah menguap
Terkapar membisu berupaya mengengah-engah
Hela menghela namun hanya nafas bukan mobilitas
Tak ada semarak namun masih jua berupaya seringai semesta mengolok seakankah bongkahan batu bergeming nanar tapi belum padam

Menjaga cahaya itu jangan sampai padam dan mati
Sekarang saat ku tak lagi mampu menyalakan cahaya lagi
Saat tak jua bisa menjaga sisa cahaya yang kunyalakan waktu dulu
Saat cahaya itu tinggal menunggu ajal
Bersamaan ku yang tlah menjadi yang tak kasat mata bersatu dengan desir angin

Setidaknya setiap repihan raga ini masih mampu menjadi teman dalam gelapmu
Teman di tengah malammu
Menyentuhmu dalam sapuan angin di kesendirian malammu
Memasuki ragamu mengobati luka dalam hatimu
Sebelum luka itu menimbulkan keremangan di jiwamu

Harapku akan tetap sama
Jangan sendiri sepertiku tanpa ditemani kepekaan sisihku yang semestinya mampu melepaskanku dari keremangan jiwa
Kiranya ku merasa dan mendengar jerit hatimu
Suaraku kan mengalun dan berbisik menenangkanmu bersama desir angin yang tak kau sadari.
Aku disitu…


*reny yner_7’01’13

No comments:

Post a Comment