Thursday 7 February 2013

Penjuru Mata Angin yang sedang ingin Berputar

Cemara berkata permata
Permata lara sastra jingga pelataran
Dalam baur dan balur sang halimun
adakah kiranya itu mungkin ?
Kebas... Kebasnya dalam fatamorgana
Serta merta hanya sebuah sia-sia
Awang-awang dalam perpaduan siang dan malam
karena bagaimana mungkin sebuah halimun akan beriringan dengan jingga pelataran.
Basi.. tak jua jengah dalam kepalsuan 
sayang.. ini bukan kepalsuan
tapi hanya sebuah kepiluan yang kau arak-arak 
dan apakah satu jeruji akan memberi arti ??
sayang.. apa yang kau bicarakan ??
haaahaa :D :D aku hanya bicara sebuah yang tak pernah benar tergenggam
dan lalu apakah perlu digenggam ?
itu juga bukan.. 
tak pernah tergenggam karena bukan sesuatu yang bisa digenggam
jadi lantas apakah masih perlu kita menggenggamnya sayang..?
Kebas tak berarti lagi..
Namun mengapa awang-awang tak mengilang ?
tiuplah seruling dari bambu itu..
dengarkan kabar pilunya..
bahkan seruling lebih mampu menyuarakan kepedihannya yang telah tercabut dari koloninya
menyuarakan ketegarannya dalam suara peperangan
bahkan suara kekejaman seberapa ia marah telah terarak jauh dari umbinya
karena ia merasa lebih bersama sayup-sayup daunnya yang berguguran 
sayang.. apa yang kau bicarakan ??
Entahlah.. aku hanya sedang berbicara penjuru mata angin yang sedang ingin berputar


*reny_yner_ 3.33AM_7'2'13

No comments:

Post a Comment