Kata-kata ini mungkin saya kenal sebelumnya.. namun, kembali memenuhi pikiran saya, hanya karena tertulis di belakang angkot yang melintas didepan sepeda kakak saya, saat itu saya sedang di bonceng kakak saya.. suatu rangkaian kata yang kembali menyadarkan saya atas hidup saya.. lagi.. dan lagi.. terus dan terus menyelami diri, hidup segalanya tentang kehidupan yang terus saya pertanyakan.. sebuah Pepatah Jawa yang sangat mendasar akan mengenal Diri.
Eling Sejatining Urip
(Mengingat akan Sejatinya Hidup/Given the will Indeed Living)
Sumber Gambar : google.co.id |
untuk menjadi "Manungso sejati*" atau manusia sejatinya ada 3 (tiga) hal mendasar Raga (jawa : Wadag), Pikiran (jawa : nalar), Jiwa (jawa : sukma). Ketiganya membutuhkan pelestarian agar senantiasa terjaga hidup. Pelesatarian itu bisa dikatakan usaha untuk membuatnya ada dan hidup, ada yg menyebutnya makanannya.
- Raga - sebagaimana hidup, Raga/Wadag/Body ini membutuhkan asupannya untuk bisa survive dan bertahan. tentu saja dengan makanan..
- Pikiran - Pikiran/Nalar/Logica juga memiliki hal yg perlu diberikan padanya untuk bisa terus ada juga berkembang. Hubunganya dengan Ilmu Pengetahuan, Interaksi juga Sosialisasi.. Bisa sangat luas sekali.. keberadaannya yg tak nampak juga tidak dapat diukur, begitu bebas..
- Jiwa - Jiwa/Sukma/Soul. Keberadaannya juga tidak nampak seperti halnya Pikiran. letaknya lebih pada rasa dalam hati.. Jiwa juga membutuhkan asupannya, berupa kebahagiaan, ketenangan, kesedihan yg menjadi akibat akan sesuatunya. penelaahan lebih tinggi.. pengenalan lebih akan sesuatu yg tidak nampak tapi ada. Pemenuhannya bisa melalui Ketuhanan, Filsafat, Kepostulatan.. Sholat, bersembahyang, berdoa.. Namun juga bisa lebih luas dari itu. Cinta misalnya.. Hakikatnya hubungannya juga dengan raga tapi dirasa di jiwa.. sampai pada pemenuhan kodrat diri. Pemenuhan akan kasih sayang.. Letak timbulnya kedamaian.
Ketiga hal tersebut kesemuanya harus berjalan seiringan dan seimbang.. agar menjadikan hidup penuh harmoni, keberadaan yg mantap.. Ketika ketiganya tidak seimbang jelas akan terjadi ketimpangan yang menyebabkan sesuatu yg tidak harmonis, bisa dalam diri maupun berimbas pada hal diluar manusia itu sendiri.. Ketiganya tidak dapat dipisahkan, jika sudah terpisah maka tidak dapat seseorang manusia itu dikatakan Hidup. Raga & Pikiran tanpa jiwa... Mati. Raga & Jiwa tanpa Pikiran..Gila. Pikiran & Jiwa tanpa Raga.. Gaib, bukan manusia yg hidup. Jelas sudah.. Implementasi yg ada saat ini, kerusakan yg ada adalah karena tidak adanya harmoni ketiganya.. ketiganya ada hanya saja pemenuhan kebutuhan dimasing-masing perannannya yg tidak seimbang..
untuk kemudian ada Film - Eat, Pray, Love. yg dibintangi Julia Robets.. yang sebenarnya juga berlandaskan akan pencarian hidup. Pencarian sejatinya hidup.. tapi saya tidak akan bercerita disini mengenai film itu. Setiap orang.. setiap insan.. dalam anggapan saya memiliki caranya, jalannya sendiri untuk menemukan atau bahkan membuat hidupnya. Yang mana ketiga hal tersebut adalah dasarnya.. yang paling hakiki adalah keseimbangan ketiganya. titik. begitu menurut saya..
Eling sejatining Urip (Given the will Indeed Living) menurut saya berbeda dengan Considering The Real Life.. mengapa ?? memang memiliki makna yg hampir sama. Considering The Real Life (mengingat kehidupan nyata), setidaknya menunjukkan pada penekanan formalitasnya.. penjalanan atas hidup akan perannya.. bukan pada esensinya.. pada hakekatnya hidup. itu yg saya maksud.tapi jelas bebas-bebas saja anda mengartikannya.. Implementasi akan keseimbangan ketiganya kemudian berimbas pada hal positive apa yang kemudian diciptakan adalah nanti. Penekanan dalam konsep Jawa, bukan agama.. hmm mungkin nanti kapan-kapan saya buat perbandingannya. next.. hehheee :P
pertanyaannya adalah apakah kita sudah Eling Sejatining Urip ?? dengan lantang dan tanpa kepura-puraan, saya sendiri juga terkadang lupa.. tapi semoga setelah menulis ini.. saya dapat kembali pada Fitrah saya sebagai manusia.. juga anda. perlu di ingat ini bukan untuk dipertentangkan, menggurui siapa dan siapa.. ini hanya perenungan diri, seperti biasa dalam halaman-halaman saya lainnya..
sebagaimana saya menemukan kembali hakikat itu dari sesuatu yg biasa dan tidak terduga tapi mampu mengilhami saya.. dari sekedar slogan yg tertulis di belakang mobil angkot/ publics transporation.. sebegitu pula hal-hal kecil mampu membuat kita menemukan hakikat lainnya. begitulah cara Tuhan terkadang mengingatkan kita.. bahkan melalui hal-hal tak terduga bahkan terkadang remeh.. syukur pada Tuhan yg masih mengingatkan saya..
sebagaimana saya menemukan kembali hakikat itu dari sesuatu yg biasa dan tidak terduga tapi mampu mengilhami saya.. dari sekedar slogan yg tertulis di belakang mobil angkot/ publics transporation.. sebegitu pula hal-hal kecil mampu membuat kita menemukan hakikat lainnya. begitulah cara Tuhan terkadang mengingatkan kita.. bahkan melalui hal-hal tak terduga bahkan terkadang remeh.. syukur pada Tuhan yg masih mengingatkan saya..
* istilah yg saya dapat dari - ajianleluhur.wordpress.com "3 titipan Gusti Allah" - yg kemudian saya sesuaikan sana sini.
No comments:
Post a Comment