Tuesday 4 December 2012

Paralyseren

tanpa terbata-bata
serta-merta ia
dalam sebuah realita yang bukan kamuflasa
tanpa kata bahkan mantra
mudah.. semudahnya kedipan mata
seperti sebuah mortir dilesatkan tepat sasaran
seperti salvo yang kompak ke angkasa dan angkasa itu aku
apakah ini sebuah kefatalan ?
atau hanya sebuah paradoksal ?
paralyseren..
paralyseren..
sepertinya aku pun merasa microcosmos
dan tak lain bukan engkaulah macrocosmosnya
bukan.. bukan.. janganlah berpikir ini sebuah melodrama
aku tak sedang merasa begitu melodrama dan juga engkau
mungkin ponton-ponton gelombang radio tact lah yang membawa ini
bahkan rasionalisme pun tak berkutik
questius memang..
dan nyata aku tak berani membuat sebuak konklusi apapun
hanyalah konsepsi yang terucap dalam analogi sebuah frasa
bisalah kau anggap sebuah kompedium hati yang tertulis dalam alinea-alinea
namun aku tak juga berani menjawab akankah aku akan bertindak secara anltruis...
entah...
sungguhpun ini terasa seperti sebuah agresi sekalipun engkau adalah seorang yang ahimsa
dengan abstrak dan sekonyong-konyong serta sungguh-sungguh absurb
saya, aku, hamba..
sudah tengah telah dalam kesima dalam impresi kewajaran yang halal
seperti seorang primus dengan anlegnya yang bawaannya sejak lahir
ia tanpa visualisasi telah membuat sebuah paralyseren yang impasi
dan aku.. seperti seorang anak kecil yang ringkih tanpa imun tengah meritmekan suka cita
suka cita yang suka rela permanen tanpa intimasi


*corcilE reny yner__ oleh2 gak iso turu :P :P __ 4dec12.

No comments:

Post a Comment